Persiapan Wawancara/Survei

Tahapan persiapan wawancara merupakan tahap awal pekerjaan dimana para pewawancara diharapkan dapat mempersiapkan materi dan perlengkapan yang dibutuhkan sebelum memulai pengumpulan data. Semakin matang persiapan, nantinya akan memudahkan proses wawancara dan juga bertujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. 

Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan berikut :

  1. Penguasaan materi
  2. Pemetaan wilayah dan menyusun jadwal rencana kerja
  3. Pendekatan – Sosialisasi
  4. Kesepakatan dengan perwakilan Serikat Pekerja/Serikat Buruh setempat
  5. Membangun hubungan dengan perwakilan manajemen perusahaan
  6. Sampel/responden
  7. Persiapan perlengkapan wawancara/persyaratan administratif

 

  1. Penguasaan materi

Apa tujuan dilaksanakan project dan survei kelayakan kerja? Apa manfaat dan hasil dari project dan survei kelayakan kerja? Pengetahuan ini diperlukan agar pewawancara tidak salah dalam mengambil data, sehingga terbuang percuma. Pahami maksud semula dari tujuan agar wawancara terstruktur dan sistematis.

Baca dan kuasai pertanyaan dan dasar hukum dibalik pertanyaan yang ada dalam survei kelayakan kerja. Jika pewawancara sudah menguasai pertanyaan, maka wawancara akan mengalir begitu saja.

Agar pewawancara dapat menguasai materi, maka Pelatihan wawancara akan dilakukan. Pelatihan ini dilakukan untuk memberikan bekal keterampilan dan materi kepada pewawancara untuk mengumpulkan data dengan hasil yang baik. Pada prinsipnya yang harus diberikan selama masa pelatihan adalah:

  • Penjelasan program
  • Penjelasan tugas dan peran pewawancara
  • Penjelasan tiap nomor pertanyaan dalam survei kelayakan kerja dan survei pabrik, baik konsep yang terkandung di dalamnya maupun tujuan pertanyaan tersebut. Pewawancara harus mengetahui dengan tepat maksud semua pertanyaan, agar dapat mengumpulkan informasi yang tepat dan jelas.
  • Pengertian yang mendalam mengenai pedoman wawancara, untuk mengurangi sejauh mungkin kegagalan dalam mendekati responden. Pedoman wawancara mencakup etika, sikap, persiapan, dan taktik wawancara.
  • Prosedur wawancara, dari mulai memperkenalkan diri sampai dengan meninggalkan responden.
  • Orientasi tentang masalah apa yang dapat timbul di lapangan dan bagaimana mengatasinya.

Di akhir pelatihan, pewawancara diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan dan mewakili Gajimu dalam melaksanakan program Gajimu Garmen di daerah regional masing-masing

 

  1. Pemetaan wilayah dan menyusun jadwal rencana kerja

Pemetaan Wilayah

  •   Setiap Serikat Buruh/Serikat Pekerja mempunyai target pengumpulan data yang berbeda-beda disesuaikan dengan lokasi perusahaan/pabrik dimana SB/SP tersebut memiliki anggota. Yang menjadi target utama survei kelayakan kerja adalah pabrik yang bergerak di bidang garmen, tekstil, dan alas kaki yang menjadi anggota/berafilisasi dengan 5 Federasi SP/SB di tingkat nasional antara lain TSK SPSI, TSK KSPSI, SPN, Garteks, dan KSBSI (federasi dibawah KSBSI yang memiliki anggota di perusahaan garmen). Target sekunder survei kelayakan kerja adalah pabrik (garmen, tekstil, dan alas kaki) yang belum memiliki SP/SB di tingkat perusahaan.
  •   Masing-masing pewawancara diwajibkan mengumpulkan sebanyak 1 survei pabrik dan minimum 50 survei kelayakan kerja per pabrik, dari setidaknya 10 – 15 pabrik.
  •   Pewawancara dapat melakukan survei di pabrik-pabrik yang wilayahnya ada di sekitar tempat tinggal pewawancara. Misalnya pewawancara yang berdomisili di Kota Bandung, dapat melakukan survei di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan sekitarnya.
  •   Pada masa pelatihan, pewawancara akan diminta untuk mendata nama pabrik yang akan disurvei termasuk lokasi pabrik tersebut setidaknya sebanyak 20 pabrik (5 pabrik merupakan pabrik cadangan)

Penyusunan Jadwal Rencana Kerja

  •   Dalam pelatihan, pewawancara akan mendiskusikan jadwal rencana kerja bersama, seperti kapan pewawancara akan melakukan sosialisasi, kapan pewawancara akan melakukan survei kelayakan kerja, dsb

 

  1. Pendekatan – Sosialisasi

Sosialisasi yang dimaksud di sini adalah pengenalan program “Gajimu Garmen - How Decent Is My Factory?” kepada pemangku kepentingan (Pekerja, SP/SB di tingkat perusahaan, Dewan Perwakilan Cabang (DPC), Perwakilan pihak manajemen perusahaan/HRD).

Sosialisasi dapat dilakukan melalui pendekatan informal maupun formal, hal ini tergantung kondisi yang ada di lapangan dan juga penilaian pewawancara, mana strategi/cara terbaik yang dapat dilakukan.

Pelaksanaan sosialisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:

  1. Mengumpulkan semua SP/SB tingkat perusahaan yang sudah menjadi target survei di suatu tempat, dan mengenalkan program “Gajimu Garmen - How Decent Is My Factory?” - maksud, tujuan, proses kerja, dan hasil yang sudah dicapai.
  2. Menghubungi masing-masing SP/SB tingkat perusahaan, dan mendatangi pabrik tempat kerja masing-masing untuk mengenalkan program “Gajimu Garmen - How Decent Is My Factory?” (contoh email/komunikasi dapat dilihat di lampiran)
  3. Mengirimkan email permohonan pertemuan untuk melakukan sosialisasi, dilanjut dengan mendatangi masing-masing pabrik untuk menjelaskan program “Gajimu Garmen - How Decent Is My Factory?” kepada manajemen perusahaan. (contoh email/komunikasi dapat dilihat di lampiran)

 

Tahapan pelaksanaan sosialisasi:

  1. Koordinasi dengan DPC terkait
  2. Mengidentifikasi peserta yang akan mengikuti kegiatan sosialisasi
  3. Menentukan waktu dan menyiapkan tempat sosialisasi yang sesuai dengan lokasi peserta yangmenjadi sasaran sosialisasi dan anggaran yang disediakan oleh Gajimu.com
  4. Berkoordinasi dengan tim Gajimu terkait agenda, undangan, dan tempat dan waktu pertemuan
  5. Menyusun alur/agenda pertemuan
  6. Menyiapkan alat bantu dan materi yang dibutuhkan
  7. Mendistribusikan undangan sosialisasi
  8. Memandu kegiatan sosialisasi dan menjelaskan program Survei Kelayakan Kerja Gajimu
  9. Melaporkan hasil dari kegiatan sosialisasi

Sebelum sosialisasi berlangsung, akan diadakan persiapan pra-sosialisasi. Kegiatan ini berupa koordinasi dengan DPC terkait yang kemudian dapat membantu pewawancara sebagai panitia lokal (termasuk membantu mengumpulkan SP/SB tingkat perusahaan). Pewawancara akan menghubungi perwakilan Dewan Perwakilan Cabang/DPC (kontak akan diberikan oleh DPP/Dewan Perwakilan Pusat) sebagai tahap pengenalan. Tahap pengenalan di sini dilakukan dengan memperkenalkan identitas pekerja dan program Survei Kelayakan Kerja Gajimu. Tujuannya adalah meminta izin dan bantuan DPC untuk melaksanakan sosialisasi Survei Kelayakan Kerja Gajimu.

 

4. Membangun hubungan dan kesepakatan dengan perwakilan Serikat Pekerja/Serikat Buruh setempat dan perwakilan manajemen perusahaan

Pada saat atau setelah sosialisasi, kesepakatan dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh setempat (baik di tingkat DPC ataupun tingkat perusahaan) untuk bersama-sama melakukan survei kelayakan kerja harus dicapai agar dapat mendukung proses pelaksanaan survei . Jika Serikat Pekerja/Serikat Buruh di tingkat perusahaan memerlukan persetujuan dari manajemen perusahaan, maka pewawancara dapat menghubungi manajemen perusahaan.

Meskipun tidak diperlukan, sangat disarankan untuk mencoba dan mendapatkan dukungan dari manajemen perusahaan dan dari pimpinan lainnya di perusahaan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan peluang bahwa program ini berhasil, pewawancara diharapkan untuk sepenuhnya menginformasikan manajemen perusahaan tentang program dan kegiatan survei, termasuk tujuan program, peran perusahaan dalam menjadikan program ini sukses, serta hasil dan manfaat yang dapat diperoleh perusahaan ketika ikut berpartisipasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat terjadi karena kurangnya informasi. Perwakilan manajemen dapat ditemui secara tatap muka atau notifikasi online (melalui telepon atau mengirim surat pemberitahuan survei melalui email - contoh email/komunikasi dapat dilihat di lampiran). Dianjurkan untuk menjelaskan seluruh proses secara langsung/tatap muka, untuk meminimalisir peluang kesalahpahaman.

 

5. Sampel/Responden

Sebelum membahas lebih lanjut terkait sampel dalam survei kelayakan kerja ini, ada baiknya pewawancara memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan populasi dan juga apa yang dimaksud dengan sampel. 

Populasi adalah keseluruhan subjek/objek penelitian yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel merupakan bagian atau wakil populasi yang akan diteliti dengan menggunakan cara/spesifikasi tertentu. 

Terkait dengan pelaksanaan survei kelayakan kerja, yang dimaksud populasi adalah jumlah pekerja dalam suatu pabrik yang disurvei, dan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diwawancara oleh pewawancara. Untuk mencerminkan populasi pabrik, maka project ini akan mengambil ukuran jumlah sampel minimal sebanyak 50 pekerja/responden per pabrik – tentu apabila dibutuhkan sample bisa lebih banyak.

Melalui survei pabrik, pewawancara dapat mengetahui jumlah populasi atau jumlah pekerja yang bekerja di pabrik yang akan disurvei, termasuk banyaknya pekerja perempuan dan banyaknya pekerja dengan status pekerja tetap. Dari jumlah yang sudah diketahui tersebut, maka pewawancara dapat menghitung jumlah sampel. Sampel akan dihitung berdasarkan pada pembagian atas jenis kelamin (pekerja perempuan/pekerja laki-laki) dan status kerja (pekerja tetap / pekerja kontrak) sampai jumlah (quota) yang dikehendaki – min. 50 pekerja/responden per pabrik

 

6. Persiapan perlengkapan wawancara/persyaratan administratif

Tentukan pelaksanaan wawancara (waktu dan tepat) yang disepakati antara pewawancara dan responden.

Buat kesepakatan dengan SP/SB di tingkat perusahaan mengenai waktu dan tempat diadakannya wawancara. Wawancara dapat dilakukan di sekretariat SP/SB tingkat perusahaan, sekretariat DPC, di mess pekerja, dsb. Waktu wawancara juga dapat dilakukan selagi jam istirahat, sebelum atau sesudah jam kerja. Dimohon agar wawancara tidak dilakukan selama jam kerja

Koordinasi dengan SP/SB di tingkat perusahaan terkait prosedur melaksanakan wawancara, apakah perlu birokrasi surat menyurat atau cukup secara personal

Saat wawancara, sangat penting untuk terlihat professional, pakaian pewawancara harus terlihat layak dan terasa nyaman dipakai. Pertimbangan seperti itu penting, dan telah dinyatakan mempermudah jalannya proses wawancara, baik bagi pewawancara maupun target wawancara.

Sebelum berangkat ke tempat wawancara, periksa kembali untuk memastikan bahwa Anda sebagai pewawancara memiliki peralatan yang memadai untuk pekerjaan hari itu. Peralatan yang dimaksud meliputi:

  • Pasokan kuesioner/lembar survei (print-out) yang cukup (bawa tambahan)
  • Manual Pewawancara Survei Kelayakan Kerja Ini
  • Dokumen identifikasi (mis. Kartu Nama)
  • Surat pengantar, jika diperlukan
  • Formulir persetujuan, jika diperlukan
  • Tablet/Laptop sebagai alat lapor pewawancara
  • Lembar informasi tentang studi survei
  • Alat Tulis
  • Tas kerja atau tas untuk membawa kuesioner/lembar survei dan peralatan lainnya
  • Barang pribadi apa pun yang diperlukan agar nyaman.
Loading...